Minggu, 12 Desember 2010

Flower Seeker

Seperti seorang pencari bunga, ia bertanya pada setiap orang tentang, dimana kebun bunga terindah. Sepanjang jalan meminta petunjuk arah, mendengarkan kisah, sekali-sekali berhenti, sambil menatap matahari. Bayang-bayang waktu bergelayut erat, merengek, mengais tipis massa dan membuangnya dalam angin. Seperti seorang pencari bunga, ia melangkah berkawan pasti dan ragu, berkawan harap dan cemas, menuju kebun bunga terindah itu. Semakin mendekat, semakin limbung, bimbang, kepastian dan keraguan jadi satu, harap dan cemas berseteru jadi abu-abu.

Satu per satu, dilihatnya pengunjung kebun bunga terindah itu. Sebagian dari mereka tertawa bersahaja, sebagian menangis haru, sebagian menunduk kelu, sebagian tersenyum bangga, sebagian lagi tak tahu siapa dirinya lagi. Seperti seorang pencari bunga, ia coba mencari sang pemilik kebun, berharap ditunjuki padanya bunga terindah. Setangkai saja. Setiap lorong, labirin, tepi sudut, ruas-ruas titian, kanal, kolam, bahkan lapang alun-alun, tiada. Tiada jua ditemui tempat sang pemilik kebun. Diperhatikannya raut wajah pengunjung, ditanyanya, tak satu pun dari mereka tahu dimana sang pemilik kebun. Hingga ia terpaku dalam hening, dan membaca dalam cermin bening. Tersirat makna pesan bahwa, "siapa yang kau cari, bunga terindah ataukah sang pemilik kebun?"

Seperti seorang pencari bunga, ia tertawa, tertawai dirinya sendiri. Terbahak diantara hamparan keindahan kebun bunga, diantara harum semerbaknya. Mencari bunga terindah, milik sang pemilik kebun, pemilik yang tak diketahui berada dimana. Tertawanya lagi tak henti, melihat bunga setaman, penuh warna, ada yang tersulur, terjuntai, mengantung, ada yang elok berduri. Tawanya semakin, hingga matanya mengurai air mata. Isak tangis pun sekejap hadir. Hingga pecah hening, ia tajam menatap diri dalam, cermin bening.

Seperti seorang pencari bunga, tak berapa lama, sungging senyum pun melerai tetes air matanya. Sang pemilik kebun itu telah ia temukan. Sang pemilik kebun itu ada dibalik cermin. Setiap pengunjung adalah sang pemilik kebun itu, dan mereka sendiri-lah yang memilih bunga terindah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar